SURABAYA – Adanya kabar wacana kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi jenis Pertalite maupun Solar. SPBU Pertamina Nomor 54.601.116 di Jalan Kedung Cowek No 204, Tanah Kali Kedinding, Kenjeran Surabaya membeludak para pengendara motor membeli BBM jenis pertalite, Rabu (31/8/2022) malam.
Terlihat banyaknya antrian motor hendak membeli BBM di SPBU tersebut. Antrian ini tidak terjadi hanya di salah satu lokasi saja. Melainkan hampir terjadi dimasing-masing lokasi SPBU di kota Surabaya.
Imam sebagai supervisor SPBU di Kedung cowek Surabaya, mengatakan bahwa antrian dari mulai sore, disaat jam pulang kerja. “Antrian dari mulai sore tadi, hingga malam ini masih terlihat banyak yang antri. Biasanya tidak seperti ini,” kata Imam, saat ditemui awak media.
Saat disinggung adanya kabar kenaikan BBM, mulai tanggal 1 September 2022, Imam belum mengetahuinya. “Hingga saat ini kami masih belum mengetahui dan tidak ada kabar tentang kenaikan itu,” paparnya.
Imam menjelaskan bahwa SPBU Kedung cowek Surabaya, disetiap harinya menghabiskan sekitar 16 ribu liter pertalite. “Setiap harinya sekitar 16 ribu liter, tapi untuk saat ini kita masih belum tau habis berapa ribu liter. Karena tunggu close baru bisa kita lihat habis literannya,” pungkas Imam.
Salah satu pembeli BBM yaitu Santi warga Bulak Cumpat Kenjeran Surabaya, mengaku mendengar kabar kenaikan BBM tersebut. “Iya katanya mau ada kenaikan. Makanya saya membeli full ini, antri dari tadi saya,” aku Santi.
Dengan adanya wacana kenaikan BBM, Santi mengeluh. “Kalau bisa jangan sampai naik, kasihan masyarakat seperti kita. Karena BBM kan kebutuhan sehari – hari, ya disaat kita kerja membawa motor. Ya saya berharap kalau memang naik, tolong disesuaikan supaya masyarakat yang tidak mampu tidak terbebani,” tambahnya.
Diketahui, bahwa Pertamina Patrased Niaga, Sub Holding Commercial & Trading PT Pertamina (Persero) mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan pembelian secara berlebihan atau panic buying di tengah wacana kenaikan harga BBM subsidi jenis Pertalite maupun Solar.
Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting meminta masyarakat untuk melakukan pembelian BBM subsidi sesuai kebutuhan. Hal ini untuk menghemat kuota BBM subsidi yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
Di sisi lain, masyarakat kini dihadapkan dengan kenaikan harga bahan pokok utamanya pangan. Dengan tantangan ini, daya beli masyarakat, termasuk buruh akan merosot sampai 50 persen.
Ada beberapa alasan yang dilontarkan Iqbal, pertama, harga BBM naik yang direncanakan menjadi Rp 10 ribu per liter akan mengakibatkan daya beli buruh dan masyarakat kecil turun secara drastis. Hal ini, karena, selama tiga tahun berturut-turut upah buruh tidak mengalami kenaikan akibat adanya omnibus law. Hal ini mengakibatkan daya beli buruh turun 30 persen. Jika BBM naik, bisa jadi daya beli akan turun sebesar 50 persen.
Sedangkan disebut – sebut di media sosial (medsos) Facebook bakal naik jadi Rp 10 ribu/liter dari yang awalnya Rp 7.650/liter. Lalu harga Pertamax akan menjadi Rp 16 ribu/liter dari yang awalnya Rp 12.500/liter. Solar naik Rp 7.200/liter dari sebelumnya Rp 5.150/liter.(Am)