SURABAYA-Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya mengajak para pelajar untuk menciptakan ketentraman dan ketertiban di Kota Pahlawan. Oleh sebab itu, pemkot menggelar Roadshow Satpol PP Goes To School untuk mengantisipasi kenakalan remaja sebagai upaya perlindungan anak. Seperti, mencegah terjadinya bolos sekolah, tawuran antar pelajar, konsumsi minuman keras, hingga balap liar.
Roadshow Satpol PP Goes To School kali ini, dilaksanakan di SMA Hang Tuah 4 Surabaya yang bertujuan memberikan sosialisasi dan edukasi untuk mencegah terjadinya tawuran antar pelajar, Selasa (1/8/2023).
Mengangkat tema “Duta Trantibum untuk Mewujudkan Lingkungan Sekolah yang Ramah untuk Anak”, sejumlah narasumber turut dihadirkan. Di antaranya, Ketua Tim Penggerak (TP) PKK Surabaya Rini Indriyani, Kepala Satpol PP Surabaya Eddy Christijanto, beserta Perwakilan Duta Trantibum SMA Hang Tuah 4 Surabaya Maria Renata Priscilla Pangkali.
“Roadshow Satpol PP ini dilakukan di semua sekolah dengan menyasar pelajar. Bagaimana cara menjaga ketentraman dan ketertiban dengan memberikan sosialisasi mengenai kegiatan yang positif bagi anak. Harapannya pola pikir anak juga akan menjadi lebih baik,” kata Ketua TP PKK Rini Indriyani.
Rini Indriyani menyatakan, hal terpenting yang harus diperhatikan bagi para pelajar di Surabaya adalah dengan memberikan penguatan kepercayaan diri agar tidak mudah terpengaruh oleh hal-hal buruk. Salah satunya yang sedang digalakan oleh pemkot bersama PKK Surabaya adalah melalui Puspaga (Pusat Pembelajaran Keluarga) di Balai RW.
“Saya titip pada generasi muda ini untuk mencari lingkungan yang positif. Karena lingkungan memiliki 90 persen pengaruh perubahan, ketika lingkungan baik dia akan menjadi baik. Maka Kita menghidupkan Balai RW dengan kegiatan positif untuk memperkecil resiko salah pergaulan,” ujar dia.
Karenanya, Rini Indriyani menekankan pentingnya kualitas hubungan orang tua dengan anak. Dimana, sejak kecil, anak harus dibiasakan berkomunikasi dengan orang tua. Anak-anak diajak bercerita atau mengungkapkan perasaan yang sedang dialaminya.
“Jika tidak dibiasakan untuk bercerita akan susah. Dia akan nyaman cerita ke temannya, bahayanya ketika teman yang diajak cerita bukan teman yang baik. Sehingga dia bisa stres, di bully, atau mungkin menyakiti dirinya sendiri karena tidak percaya diri,” terangnya.
Sementara itu, Kepala Satpol PP Kota Surabaya, Eddy Christijanto mengatakan, Roadshow Satpol PP Goes To School bersama Duta Trantibum mengajak para pelajar untuk tertib dan menaati aturan sekolah sebagai upaya membantu Pemkot Surabaya menciptakan ketentraman dan ketertiban di Kota Pahlawan. Yakni dengan mengusung slogan “Duta Trantibum Surabaya No Tawuran, No Balapan, No Mabuk-Mabukan, dan No Bullying”.
“Ketika mereka melakukan pelanggaran maka ada sanksi, ada akibat, dampak sosial, hingga dampak psikologisnya seperti apa. Kolaborasi antara sekolah dan Pemkot Surabaya ini bertujuan menjadikan anak-anak untuk lebih baik,” kata Eddy.
Eddy mengaku, setiap harinya Satpol PP di 31 kecamatan se-Surabaya terus melakukan operasi penertiban anak-anak yang bolos sekolah. Para pelajar yang kedapatan bolos sekolah itu biasanya terjaring saat berada di warung kopi.
“Biasanya kita amankan lebih dari 15 anak dalam sehari. Anak-anak yang bolos sekolah itu beralasan karena jam pelajaran kosong dan itu kami tidak percaya karena itu alasan klasik. Tapi sekarang eskalasinya sudah mulai turun,” ungkap dia.
Selain itu, jika kedapatan anak yang berambut panjang saat terjaring operasi penertiban, maka Satpol PP Surabaya akan segera merapikan. Termasuk memberikan edukasi mengenai akibat dan dampak negatif dari memasang tindik dan tato.
“Kalau rambutnya panjang kita rapikan, tidak di gundul karena mereka bisa malu dan sama saja dengan membully, ketika dirapikan mereka akan terkesan. Termasuk tindik dan tato, kalau mereka sudah melakukan itu, 50 persen akan kehilangan pekerjaan. Serta tidak bisa mendaftarkan diri di ASN, Polri, TNI, IPDN, Satpol PP dan sebagainya,” terangnya.
Sedangkan, pada proses pembinaan yang diberikan juga berkoordinasi dengan OPD lainnya. Seperti memberikan pendampingan psikolog dari Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3A-P2KB) Surabaya.
“Anak-anak yang kita amankan, dilakukan outreach oleh DP3A lewat psikolog untuk mengetahui apa masalahnya. Ada yang ringan, sedang, dan parah. Kalau parah biasanya permasalahan keluarga karena mereka seperti tidak diperhatikan,” jelasnya.
Meski demikian, untuk pelaksanaan Roadshow Satpol PP Goes To School, Eddy menyampaikan, Satpol PP Surabaya telah melakukan edukasi dan sosialisasi pada jenjang pendidikan di tingkat SD, SMP, dan SMA/SMK/sederajat. “Alhamdulilah respon dari sekolah luar biasa dan mereka semua mendukung. Maka, jika ada sekolah yang ingin dikunjungi bisa segera menyampaikan kepada Satpol PP,” pungkasnya. (irm)