SURABAYA-Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menyambut hangat kunjungan Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) RI/National Food Agency (NFA), Arief Prasetyo bersama Pj. Gubernur Jawa Timur, Adhy Karyono, di Pasar Nambangan Kota Surabaya, Sabtu (22/6/2024). Kunjungan ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan Keamanan Pangan Dunia atau World Safety Day (WFSD) 2024.
Kepala Bapanas RI, Arief Prasetyo mengatakan, tujuan kunjungan ini adalah melakukan pengecekan secara langsung terhadap harga komoditas pokok strategis di Pasar Nambangan Surabaya.
“Badan Pangan juga menugaskan Bulog untuk mengisi Kios TPID, kita minta agar pedagang Pasar Nambangan bisa kulakan di Kios TPID (Tim Pengendali Inflasi Daerah), karena harganya juga sangat baik,” kata Arief Prasetyo.
Selanjutnya, terkait keamanan pangan, Kepala Bapanas bersama Pj Gubernur Jatim dan didampingi jajaran Perangkat Daerah (PD) Pemkot Surabaya, meninjau langsung pelaksanaan uji keamanan pangan melalui proses rapid test.
“Selain food security juga harus food safety, hasilnya negatif semua. Tidak mengandung pestisida berlebihan, tidak mengandung formalin. Bahkan, satu tahun terakhir ini, Bapanas bersama Pemprov Jatim menggalakan mobil laboratorium keamanan pangan untuk berkeliling dan mengecek komoditas pangan,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Ketahan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Surabaya, Antiek Sugiharti mengatakan bahwa kunjungan Kepala Bapanas di Pasar Nambangan merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam rangka Hari Keamanan Pangan Dunia atau WFSD 2024.
“Sebagai pilot project, yang kebetulan Pasar Nambangan sudah mendapat predikat Pasar Aman Segar juara ke-2 tingkat nasional, beliau ke sini dalam rangka memantau harga komoditas pangan,” kata Antiek.
Selain itu, kunjungan Kepala Bapanas bersama Pj Gubernur Jatim adalah untuk memastikan bahwa Tim ICS (Internal Control System) rutin melakukan pemantauan dan pemeriksaan terhadap produk yang dijual oleh pedagang di Pasar Nambangan Surabaya.
“Setelah tadi dibuktikan dengan hasil pemeriksaan rapid tesnya, Alhamdulilah semuanya dalam keadaan aman karena bebas formalin dan bebas pestisida. Secara umum untuk pasar beliau memberikan apresiasi,” ujar dia.
Meski demikian, Antiek menuturkan bahwa Kepala Bapanas dan Pj Gubernur Jatim sempat terheran-heran dengan Pasar Nambang Surabaya. Sebab, Pasar Nambang terlihat bersih dan nyaman.
“Tadi mendapat apresiasi oleh Pak Pj Gubernur maupun Kepala Badan Pangan, Pasar Nambangan kok bersih? Beliau heran, karena yang mengelola justru Dinkopdag dan UMKM sehingga menjadi lebih bersih dari pasar yang biasa,” ungkapnya.
Antiek melanjutkan, upaya tersebut tentunya tidak lepas dari peran serta Pemkot Surabaya ketika melakukan relokasi para pedagang yang dahulu berjualan di pinggir jalan untuk masuk di Pasar Nambangan. “Sehingga dengan pembinaan dari pemerintah, bisa menjadikan Pasar Nambangan sebagai pilot project dalam penerapan Pasar Aman Segar,” terangnya.
Ditemui di lokasi yang sama, Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah dan Perdagangan (Dinkopdag) Kota Surabaya, Dewi Soeriyawati mengatakan bahwa Kepala Bapanas bersama Pj Gubernur Jatim sempat meninjau pasokan bahan pokok di Warung Tekan Inflasi (Wartek) atau Kios TPID.
“Untuk Minyakita memang cepat habis, ini menjadi evaluasi. Kami khawatir kalau pedagang mendapatkan harga mahal jika beli di tempat lain, karena di Kios TPID pedagang sudah terdaftar untuk membeli Minyakita. Namun ada minyak premium dengan harga yang standar dan itu juga laku,” kata Dewi.
Sedangkan untuk stabilitas harga pangan di Pasar Nambangan, Dewi mengaku masih sangat terkendali, serta masih di bawah Harga Eceran Tertinggi (HET). “Terkendali semuanya dan masing di bawah HET. Mulai dari cabai, bawang merah, gula, minyak, dan beras, semuanya masih stabil dan masih di bawah HET,” ungkapnya.
Tak hanya itu saja, sebagai upaya pengendalian inflasi di Kota Pahlawan, seluruh lapak yang dihuni pedagang di Pasar Nambangan tidak dipungut biaya. Karenanya, mereka juga tidak menaikan harga komoditas pangan kepada konsumen.
Namun demikian, para pedagang di Pasar Nambangan diminta untuk turut menjaga kebersihan dan ikut menerapkan aturan yang telah ditetapkan oleh Pemkot Surabaya.
“Kalau pasar pemerintah digratiskan dan tidak dibayar, berbeda dengan pasar swasta. Kita memang tidak berbayar, tetapi kita memiliki SOP, dimana para pedagang ikut menjaga kebersihan. Alhamdulilah pedagang di sini semuanya kooperatif dan bisa menerima aturan-aturan yang sudah kita tetapkan,” pungkasnya. (irm)