BANYUWANGI – Satu keluarga korban penyerbuan dan dugaan persekusi yang dilakukan gerombolan Orang Tak Dikenal (OTK) di Desa Kandangan, Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi, kini berangsur membaik.
Mereka selama 3 hari menjalani perawatan medis di RS Ar-Rohmah, Desa Jajag, Kecamatan Gambiran, pada Sabtu malam kemarin (16/7/2022), mereka sudah diizinkan pulang.
Satu keluarga korban aksi penyerbuan dan dugaan persekusi yang mencoreng wajah penegakan supremasi hukum di Banyuwangi ini adalah Wartanto, Kepala Dusun (Kadus) Sumberbopong, Desa Kandangan. Sumarsini, istri Wartanto. Nanik Setyowati dan Nur Susiani, yang merupakan anak dari si Kadus. Serta kedua cucu mereka, Ramadhani, yang masih berusia 7 tahun dan Devi berumur 2,5 tahun.
Seperti diketahui, kondisi kesehatan kelimanya mendadak memburuk pasca aksi penyerbuan dan dugaan persekusi, pada Rabu (13/7/2022), yang dilakukan oleh massa OTK yang disinyalir berasal 2 dusun dari desa tetangga. Yakni dari Dusun Pancer dan Dusun Silirbaru, Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran.
Istri Kadus Kandangan, Sumarsini, kedua anak perempuannya, Nanik Setyowati dan Nur Susiani. Serta kedua cucu, Ramadhani, yang masih berusia 7 tahun dan Devi berumur 2,5 tahun, mengalami shock dan trauma mendalam. Saat gerombolan OTK menyerbu dan diduga melakukan persekusi, kelima orang inilah yang menjadi sasaran.
Mereka mengaku telah mendapat perlakuan kasar, kata-kata kotor, intimidasi hingga ancaman akan dibunuh. Terlebih dalam aksinya, massa OTK juga masuk rumah menggeledah sampai kedalam kamar pribadi guna mencari keberadaan Kadus Wartanto.
“Saya sangat trauma, karena aksi mereka sangat kejam. Saya mau (Diancam akan) dibunuh kalau dijalan,” ucap Nur Susiani, kepada wartawan, Minggu (17/7/2022).
Sampai saat ini, Sumarsini, kedua anak serta kedua cucu, mengaku sering merasa ketakutan. Terutama ketika melihat kerumunan massa.
“Cucu saya, Ramadhani dan Devi, ketika melihat ada banyak orang, takut, langsung ngajak pulang. Semoga tidak ada kejadian seperti ini lagi,” ungkap Sumarsini.
Saat penyerbuan dan dugaan persekusi Rabu (13/7/2022) terjadi, Kadus Wartanto memang sedang tidak ada dirumah. Dia berada di Kantor Desa Kandangan. Ketika kembali kerumah, gerombolan OTK sudah membubarkan diri. Namun dia mendapati keluarganya shock, ketakutan dan ada yang menangis histeris.
Tak kuasa menahan sedih dan pilu, mendadak kesehatan pria paruh baya tersebut menurun. Karena kondisi makin lemah, terpaksa pada Rabu sore (13/7/2022) dilarikan ke RS Ar-Rohmah, Desa Jajag, Kecamatan Gambiran. Kelima orang keluarga yang diduga telah dipersekusi ikut dibawa ke RS untuk mendapatkan perawatan psikologi.
Setelah 3 hari dirumah sakit, pada Sabtu malam (16/7/2022), dokter menyatakan kondisi kesehatan Kadus Wartanto beserta kelima anggota keluarganya sudah membaik. Mereka dijemput Suparmin SH, selaku kuasa hukum Pemerintah Desa Kandangan.
“Apa yang menimpa Pak Wartanto, beserta istri, kedua anak dan kedua cucunya, merupakan salah satu cermin penegakan supremasi hukum di Banyuwangi. Untuk itu, dalam waktu dekat akan kita laporkan ke Polda Jatim,” kata Suparmin.
Aktivis senior Ketua LSM Konsorsium Demokrasi Banyuwangi (LSM Kodeba) ini mengaku prihatin dengan leluasanya gerombolan OTK melakukan aksi penyerbuan dan dugaan persekusi kepada masyarakat Desa Kandangan, Kecamatan Pesanggaran. Apalagi perbuatan yang disinyalir sarat unsur pidana tersebut dilakukan selama 3 hari berturut-turut.
Saat kejadian, masih Suparmin, sebenarnya terdapat anggota kepolisian Polsek Pesanggaran. Namun karena minimnya jumlah personil, akhirnya tidak berdaya menghadapi massa OTK yang jumlahnya jauh lebih banyak.
“Harusnya Polsek Pesanggaran bisa koordinasi dengan Polresta Banyuwangi, atau Forpimda Banyuwangi. Karena ini menyangkut penegakan hukum dan keselamatan warga negara,” cetus Mbah Parmin, sapaan akrab Suparmin.
Dia menduga, kesan tutup matanya Polsek Pesanggaran terhadap aksi penyerbuan dan dugaan persekusi yang menimpa masyarakat Desa Kandangan, lantaran tidak ingin benturan dengan warga. Mengingat gerombolan OTK pelaku penyerbuan dan dugaan persekusi disinyalir adalah warga 2 dusun dari desa tetangga. Yakni Dusun Pancer dan Dusun Silirbaru, Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran.
Meskipun sikap diam aparat tersebut telah mengakibatkan adanya warga Desa Kandangan, yang harus menjadi korban.
“Itulah kenapa kami memutuskan melapor ke Polda Jatim. Indonesia adalah negara hukum, maka hukum harus ditegakan.” Tegas Suparmin.
Untuk diketahui, aksi penyerbuan dan dugaan persekusi ini bermula dari adanya gerakan pro investasi yang dilakukan masyarakat Desa Kandangan, Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi. Yakni investasi dari PT Merdeka Copper Gold Tbk, diwilayah setempat. Diduga gerombolan OTK yang diduga sebagai pihak yang menolak merasa tidak terima. (*)