Seputarindonesia.net II SAMPANG-Pasien yang melakukan operasi caesar beserta bayinya menjadi korban anggaran. Hingga saat ini Hayatul Badriah dan bayinya tidak di perbolehkan pulang dari RSD Ketapang, Kabupaten Sampang, Rabu (06/07/2022)
Ali Hanafi suami dari Hayatul Badriah mengatakan, anaknya yang baru lahir hingga saat ini tertahan di RSD Ketapang. Tidak diperbolehkan pulang, karena Jamkesda-nya tidak aktif.
“Saat melahirkan, istri saya dicaesar di RSD Ketapang. Saya sudah meminta bantuan salah satu petugas di RSD Ketapang untuk menguruskan Jamkesda. Namun, setelah selesai dicaesar dan saatnya pulang, ternyata tidak bisa, karena Jamkesda anak saya tidak aktif,” sebut Ali, Rabu (5/7/2022).
Ia juga mengungkapkan, jika sudah melakukan komunikasi dengan beberapa petugas di RSD Ketapang. Namun, persyaratan pulang harus membayar bagaikan pasien umum sebesar 10 juta rupiah, nah untuk membayar dana sebesar itu dirinya masih kebingungan.
Sementara, dr Juan Zenniko, Direktur RSD Ketapang saat dihubungi oleh media ini melalui jaringan selulernya mengungkapkan, bahwa anggaran Jamkesda di Dinas Kesehatan Kabupaten Sampang sudah habis.
“Jadi pasien yang menggunakan Jamkesda saat ini tidak bisa diklaimkan, harus membayar layaknya pasien umum,” ujarnya.
Ketika disinggung terkait pasien tersebut tidak mampu, ia mengungkapkan, coba pakai BPJS Kesehatan saja. “Tolong disampaikan ke keluarganya,” sambungnya.
Disisi lain, dr. Abdulloh Najih, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sampang membenarkan bahwa anggaran Jamkesda di Dinas Kesehatan sudah habis.
“Iya mas anggarannya sudah habis. Untuk sementara pasien yang terdaftar di Jamkesda tidak bisa diklaim, jalan satu-satunya harus bayar. Layaknya pasien umum,” tuturnya.
Terkait anggaran Jamkesda untuk tahun 2022. Abdulloh menjelaskan, untuk anggaran Jamkesda tahun 2022 sekitar 6 Miliar. Namun, saat ini sudah habis. Jadi untuk pasien yang terdaftar di Jamkesda sementara bayar layaknya pasien umum, dan dirinya berjanji masih mencarikan solusinya.(*/rr/hen)