SURABAYA-Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menggelar inspeksi mendadak (sidak) di eks Rumah Potong Hewan (RPH) Pegirian, di wilayah Kecamatan Semampir, Kamis (22/2/2024). Sidak kali ini, ia didampingi oleh jajaran Asisten, kepala perangkat daerah (PD), camat, serta lurah di wilayah setempat.
Dalam sidak kali ini, Wali Kota Eri Cahyadi ingin memastikan, tempat tersebut sudah tidak lagi digunakan sebagai tempat pemotongan Babi. Setelah tidak lagi digunakan sebagai tempat pemotongan dan kandang Babi, eks RPH Pegirian tersebut dirombak, kemudian ditata ulang menjadi Sentra Wisata Kuliner (SWK) di kawasan Wisata Religi Ampel.
“Sekian tahun ya, puluhan tahun yang kita rencana-rencana memindahkan kandang Babi, alhamdulillah sudah bisa kita pindahkan. Insyaallah di bulan oktober atau september, kandang Sapinya yang dipindah,” kata Wali Kota Eri.
Wali Kota Eri mengaku lega, karena tempat pemotongan babi yang sudah berdiri sejak tahun 1927 itu berhasil dipindahkan dari kawasan Wisata Religi Ampel. Ia menjelaskan, tujuan pemindahan RPH tersebut adalah bagian dari rencana Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya dalam melakukan penataan kawasan Wisata Religi Ampel.
Setelah bangunan cagar budaya itu diperbaiki dan dibersihkan seluruhnya, para pedagang yang berada di sekitar Jalan KH Mas Mansyur dan Jalan Semampir, akan dimasukkan ke dalam SWK tersebut. “Nanti kita masukkan, sambil kita menunggu total akan berubah di bulan oktober setelah kandang sapinya pindah. Kawasan Ampel ini kawasannya Sunan, di sini ada babinya, nah ini pertama kali (dalam sejarah dipindah) makanya kita ngebut untuk memindah babinya, dan alhamdulillah bisa dipindahkan tanggal 19 kemarin,” jelasnya.
Mantan Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya itu menerangkan, setelah dilakukan perbaikan dan penataan eks RPH Pegirian, pemkot akan membuat gapura-gapura sebagai pintu masuk menuju ke area Wisata Religi Ampel bulan Mei 2024. Seiring berjalannya penataan kawasan Wisata Religi Ampel, pemkot juga melakukan penataan di kawasan Pecinan, Eropa, dan Melayu di sekitar Jembatan Merah. “Ini menjadi kawasan kota tuanya Surabaya,” terangnya.
Ia menambahkan, eks RPH Pegirian sudah mulai dilakukan pengerjaan hari ini. Setelah dilakukan pengerjaan, sekitar 400 pedagang di kawasan Jalan KH Mas Mansyur dan Jalan Semampir sudah bisa mulai masuk ke dalam SWK eks RPH Pegirian akhir Februari mendatang.
“Jadi nanti insyaallah per akhir februari nanti sudah bisa masuk semua ke sini. Kemudian saya langsung menata kawasan Ampel-nya. Sudah sosialisasi dengan camat juga,” imbuhnya.
Di samping itu, Kepala Dinas Perumahan Rakyat Kawasan Permukiman serta Pertanahan (DPRKPP) Kota Surabaya, Lilik Arijanto mengatakan, pengerjaan eks RPH Pegirian ditargetkan tuntas sebelum tanggal 1 Maret 2024. Dalam waktu dua minggu ini, Lilik memastikan, dalam dua minggu ke depan tempat tersebut sudah bisa ditempati pedagang.
“Pelaksanaannya kita bagi-bagi beberapa segmen, tinggal kita kolaborasikan dengan teman-teman Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Surabaya dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Surabaya. Di waktu yang terbatas imi kita juga harus konsisten untuk pelaksanaanya sampai malam,” tandasnya. (irm)