SURABAYA-Surabaya Vaganza atau Parade Bunga dan Budaya, akan kembali digelar pada Sabtu, 27 Mei 2023. Event tahunan dalam rangka menyambut Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS) ke-730 tersebut, dipastikan lebih meriah dari tahun-tahun sebelumnya. Karena itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya memasang barikade di sepanjang rute untuk memberikan ruang agar parade bisa dinikmati masyarakat secara bersama.
Kepala Bidang Pengendalian Ketentraman dan Ketertiban Umum Satpol PP Kota Surabaya, Irna Pawanti menjelaskan, pemasangan barikade bertujuan agar seluruh warga yang hadir bisa menikmati bersama. Sekaligus pula supaya pelaksanaan parade bisa berjalan dengan tertib dan lancar.
“Jadi kami tata pengamanan dengan sehumanis mungkin. Dan pemasangan barikade itu supaya bisa tertib, sehingga warga yang datang, baik anak-anak atau sudah sepuh, tidak bercampur baur sehingga tidak terkontrol,” kata Irna Pawanti, Kamis (25/5/2023).
Untuk mendukung kelancaran pengamanan, pihaknya menyatakan, juga berkolaborasi dengan sejumlah instansi terkait. Yakni, Kepolisian, TNI, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Dinas Perhubungan (Dishub), Dinas Pemadam Kebakaran hingga Dinas Kesehatan. “Akan ada 15 titik penyekatan dan 23 titik untuk pengamanan. Ke 23 titik (pengamanan) ini gunanya untuk mengatur jalur warga,” ujar dia.
Irna lantas membeberkan ke 15 titik lokasi penyekatan tersebut. Di antaranya, Jalan Genteng Kali, Jalan Tunjungan, Jalan Praban Sisi Barat, Jalan Tanjung Anom, Jalan Genteng Besar, Jalan Kenari, U-Turn Embong Malang, U-Turn Gubernur Suryo, Taman Apsari Sisi Barat, Kantor Pos Taman Apsari, Air Mancur Alun-alun, Jalan Yos Sudarso, Jalan Pahlawan (12.00-16.00 WIB) serta Jalan Kramat Gantung (12.00-16.00 WIB).
“Jadi nanti akan dipasang barikade tapi tetap ada di tikungan tertentu yang tidak ada barikadenya untuk akses warga dan itu sebagai fungsi kontrol. Intinya tidak membuat warga terkumpul di (satu titik) sisi luar,” papar Irna.
Ia juga memastikan bahwa pemasangan barikade ini bukan untuk membedakan. Namun ditujukan supaya jalannya Parade Bunga dan Budaya berjalan dengan tertib. Termasuk pula agar para peserta parade tidak bercampur dengan warga atau penonton. “Jadi kita akan ada barikade dalam rangka bukan membedakan, tetapi membuat tertib sehingga semua sama-sama bisa melihat,” katanya.
Menurutnya, berdasarkan evaluasi Surabaya Vaganza di tahun sebelumnya, banyak anak kecil yang berlarian ke tengah rute parade. Anak-anak tersebut berebut ingin memegang kendaraan peserta rute parade di titik lokasi yang tidak terpasang barikade. “Ini kan membahayakan, sementara petugas kami tidak sebanyak masyarakat. Jadi keamanan masyarakat kita ke depankan, sehingga kita putuskan untuk memasang barikade,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Surabaya, M Fikser menuturkan, pemasangan barikade dalam Surabaya Vaganza bukan untuk memberikan batasan antara warga dengan pejabat. Pemasangan barikade bertujuan untuk memberikan ruang supaya hasil karya peserta bisa dinikmati secara bersama-sama. “Nanti di dalamnya tidak ada petugas. Jadi petugas akan bergeser ke luar barikade. Petugas akan berada di sepanjang luar barikade itu,” kata M Fikser.
Ia menambahkan, pemasangan barikade sebetulnya sejak dahulu telah dilakukan dalam berbagai even termasuk Surabaya Vaganza. Hanya saja ketika dulu, pemasangan barikade tidak sepanjang pada pelaksanaan Surabaya Vaganza tahun 2023.
“Jadi dulu di titik-titik yang tidak ada barikade itu tidak bisa dinikmati, karena warga berjubel. Dan dulu kita juga banyak menemukan persoalan di sana yang tidak terpublish di media. Ada yang pingsan, ada anak terpisah dengan ibunya. Jadi nanti kita coba atur lebih baik, sehingga warga tidak berkumpul hanya satu titik dan bisa merata,” pungkasnya. (irm)