SURABAYA-Dinas Sosial (Dinsos) Kota Surabaya menggelar Forum Konsultasi Publik dalam rangka penyempurnaan Rencana Kerja (Renja) pada Kamis (27/2/2025). Forum ini bertujuan untuk mendapat saran dan pertimbangan dari para stakeholder terkait rencana kerja di tahun 2026.
Forum ini dihadiri perwakilan dari Perangkat Daerah (PD) di lingkup Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya. Selain itu, hadir pula Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS), para pimpinan hotel hingga perwakilan dari organisasi relawan sosial di Kota Pahlawan.
Dalam forum tersebut, Kepala Dinsos Kota Surabaya, Anna Fajrihatin, memaparkan sejumlah program pelayanan kesejahteraan sosial yang telah dan akan dijalankan pada tahun 2026. Program tersebut mencakup berbagai bidang di Dinsos serta Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD).
Anna menjelaskan bahwa meskipun terdapat kebijakan efisiensi anggaran, pihaknya tetap memastikan seluruh program kesejahteraan sosial berjalan optimal.
“Kami sampaikan bahwa kami akan melakukan itu dengan kompak. Artinya, kolaborasi pemerintah dan masyarakat untuk melakukan berbagai hal mewujudkan 12 PAS MANTAP (Pemerlu Atensi Sosial Mandiri Aman Sehat Terawat Bahagia),” ujar Anna, Jumat (28/2/2025).
Untuk mendukung efisiensi anggaran Dinsos Surabaya juga berupaya mencari berbagai peluang, termasuk dengan menjalin kerja sama dengan komunitas dan dunia usaha guna memastikan pelayanan bagi Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS) tetap berjalan.
“Kita mencari peluang, kita bekerja sama CSR (Corporate Social Responsibility), dengan komunitas maupun dunia usaha untuk memastikan layanan dan program pemberdayaan kami untuk para PPKS,” ujar dia.
Dalam kesempatan itu, Anna juga mengungkapkan beberapa program baru yang akan dijalankan Dinsos Surabaya di tahun 2025. Salah satunya adalah kerja sama dengan komunitas Bumbi untuk menyediakan popok kain yang dapat digunakan kembali. Program ini tidak hanya mendukung keberlanjutan lingkungan, tetapi juga membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat.
“Kami mencoba mencari peluang-peluang baru. Artinya dengan berkolaborasi, salah satunya dengan Bumbi, itu untuk menyiapkan popok yang bisa dipakai lagi. Ini juga bakal banyak menyerap tenaga kerja,” jelasnya.
Selain itu, Dinsos juga mengembangkan berbagai pelatihan keterampilan yang dapat dimanfaatkan oleh anak-anak panti dan penghuni UPTD lainnya. Beberapa di antaranya sudah mulai berjalan dan bahkan menghasilkan produk yang telah diminati pasar.
“Ada juga untuk pelatihan-pelatihan lain yang kami juga ada yang sudah membutuhkan. Artinya sudah ada yang mengambil (membeli). Ini cukup luar biasa, banyak hal yang bisa diproduksi anak-anak dan penghuni panti yang lain,” ujarnya.
Selain itu, Anna mengungkap bahwa Dinsos Surabaya juga menjalin kerja sama dengan LKS untuk memanfaatkan lahan yang tersedia guna pengembangan budidaya jamur.
“Kemudian tadi dengan teman-teman LKS itu ada jamur, dia kekurangan lahan. Nah kita punya lahan, ini kan sebuah hal baru yang nanti kita lakukan berproses dalam 1 – 2 hari ini, mereka akan langsung berkomunikasi dan menciptakan. Ini pelatihan baru juga akan menghasilkan sesuatu yang baru,” tambahnya.
Selain berbagai program inovatif, Dinsos Surabaya juga memastikan bantuan sosial bagi masyarakat tetap berjalan di tahun 2025. Termasuk di antaranya bantuan kursi roda dan kebutuhan lainnya bagi penyandang disabilitas.
“Tetap berjalan. Nah, untuk mengatasi kalau ada permintaan yang banyak, tadi sudah kita sampaikan jadi kami akan menyampaikan data itu secara transparan kepada teman-teman CSR,” ungkap Anna.
Pihaknya akan menggandeng berbagai pihak, seperti hotel, komunitas, dan pengusaha, untuk memastikan distribusi bantuan berjalan dengan transparan dan tepat sasaran. Bahkan, mereka juga diajak turun langsung ke lapangan untuk menyerahkan bantuan seperti halnya pada tahun-tahun sebelumnya.
“Mereka akan kami ajak langsung turun ke rumah yang bersangkutan untuk memberikan bantuan itu seperti tahun-tahun sebelumnya. Itu akan memberikan kepercayaan kepada mereka untuk tetap bekerja sama dengan kami,” pungkasnya. (irm)