PONOROGO – Ribuan santri, ulama, dan masyarakat Ponorogo di Yayasan Ribath Ahlil Al-Qur’an Al Maliki, Sukorejo, Ponorogo, Jawa Timur, Senin (29/8/22), bersolawat, berdoa agar Indonesia diberi pemimpin terbaik menuju Indonesia gemilang.
Tidak kurang dari 1.000 orang hadir dalam acara ‘Gebyar Selawat dan Dzikir Bersama’ yang diselenggarakan Santri Dukung Ganjar (SDG) Jawa Timur. Mereka menginginkan Indonesia dipimpin figur nasionalis, punya rekam jejak yang baik, dan terbukti dekat dengan semua kalangan, termasuk kalangan santri. Figur itu adalah Ganjar Pranowo, yang mereka diyakini akan membawa Indonesia ke kemajuan lahir dan batin.
“Malam ini kita mengadakan ikhtiar agar diberikan pemimpin terbaik bagi Indonesia. Nah, alhamdulillah kami merasa memang yang cocok untuk menjadi presiden adalah Pak Ganjar Pranowo,” ujar Koordinator Wilayah SDG Jatim, Huriyahi di lokasi.
Menurut dia, Ganjar sangat dicintai para santri maupun ulama karena kualitas pribadi Ganjar yang amanah, religius, adil, dan berwibawa. Selain itu, Ganjar juga peduli terhadap para santri dengan sejumlah programnya; antara lain enterpreneurship di kalangan santri guna mendorong kemandirian ekonomi pesantren dan masyarakat.
Tidak sampai disitu, kepedulian Ganjar kepada pendidikan pesantren sangat menonjol dengan langkah konkret dalam memperjuangkan penyusunan rancangan peraturan daerah (Raperda) tentang pesantren.
“Karena Pak Ganjar merupakan pemimpin yang mendorong moderasi beragama serta ekonomi santri lewat enterpreneurship, bagaimana santri itu bisa berwirausaha untuk kemandirian secara ekonomi serta kesejahteraan bangsa. Pengesahan Raperda juga sangat bagus demi mencapai pesantren berkualitas dan berdaya saing,” jelasnya.
SDG Jatim, lanjut Huriyahi, memiliki target agar nama Ganjar Pranowo semakin membumi melalui syiar dari santri, kiai, dan ulama. Dengan demikian aspirasi ‘Ganjar Pranowo Presiden 2024’ akan terus meluas ke seluruh pelosok Jatim hingga Pilpres 2024 mendatang.
“Kami akan terus mengkonsolidasikan dukungan untuk Pak Ganjar Pranowo ke basis agama termasuk pesantren serta mendorong agar santri-santri ini menjadi wirausaha untuk mencapai kemandirian ekonomi,” tegas Huriyahi.
Di lokasi yang sama, Pengasuh Yayasan Ribath Ahlil Qur’an Al Maliki, KH. Adam Malik menyebut, para ulama begitu mencintai sikap kepemimpinan Ganjar yang sederhana, supel, jujur dan apa adanya.
“Itulah saya kira jiwa pemimpin yang kita harapkan memang seperti itu. Yang jelas beliau itu orangnya kan supel dan apa adanya nampak kesederhanaannya dan itu yang disukai oleh para ulama dan masyarakat umum,” kata KH Adam.
Di samping itu, dia mengapresiasi langkah konkret Ganjar dalam memajukan pondok pesantren melalui sejumlah terobosan yang dilakukan; pembuatan Raperda dan mendorong enterpreneurship santri. Dia ingin, gebrakan tersebut juga dibawa sampai ke ranah nasional ketika Indonesia dinahkodai Ganjar.
“Itu bagus sekali karena memang kiprah santri semenjak sebelum perjuangan hingga sekarang kiprah santri memang tidak boleh diabaikan dan kita tak boleh menutup mata memang nyata tapi memang tidak pernah diekspos,” tutupnya.
Hadir dalam acara Khatib Syuriah, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) sekaligus Pengasuh Ponpes Tremas Pacitan, KH. Luqman Harits Dimyathi, Koordinator Nasional SDG, Acep Amirudin beserta tim dan sejumlah ulama lain di Kecamatan Sukorejo, Ponorogo, Jawa Timur.(*)