SURABAYA, SEPUTARINDONESIA.NET – Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) Jawa Timur menggelar aksi demonstrasi di depan Gedung DPRD Jawa Timur, Jalan Indrapura, Surabaya, Senin siang (11/09/2023). Aksi yang menuntut penolakan efisiensi anggaran pendidikan dan kesehatan ini diwarnai aksi bakar ban dan kericuhan antara mahasiswa dan polisi.
Massa dari berbagai perguruan tinggi di Surabaya dan sekitarnya menyoroti kebijakan Presiden Prabowo Subianto yang dinilai tidak berpihak pada rakyat. Aksi diawali dengan orasi-orasi kritis yang mengecam kebijakan pemerintah, khususnya terkait efisiensi anggaran di sektor pendidikan dan kesehatan. Puncaknya, mahasiswa membakar ban bekas dan sebuah keranda mayat bertuliskan “Indonesia Gelap”. Simbolisme ini menggambarkan keprihatinan mahasiswa terhadap masa depan bangsa jika kebijakan pemerintah terus berlanjut.
Kericuhan terjadi saat polisi berupaya memadamkan api yang dinyalakan mahasiswa. Terjadi aksi saling dorong dan adu mulut antara mahasiswa dan aparat keamanan. Meskipun situasi sempat memanas, demonstrasi pada akhirnya berlangsung relatif terkendali.
Aulia Thoriq Akbar, Ketua BEM Unair, menjelaskan tuntutan utama aksi ini adalah penolakan efisiensi anggaran pendidikan dan kesehatan. Ia khawatir efisiensi tersebut akan berdampak pada biaya kuliah yang semakin mahal, sehingga menghambat akses pendidikan tinggi bagi anak bangsa.
“Jika anggaran pendidikan diefisiensikan, mimpi anak bangsa untuk menempuh pendidikan tinggi akan semakin pudar,” tegasnya.
Selain itu, Aulia juga menyoroti masuknya TNI ke sektor-sektor jabatan sipil dan maraknya Hak Guna Bangunan (HGB) di laut. Ia menekankan pentingnya peran TNI tetap fokus pada sektor keamanan dan pertahanan negara.
Peserta aksi juga mengungkapkan kekecewaan mereka melalui tulisan-tulisan provokatif di atas kertas besar. Beberapa tulisan yang terlihat antara lain: “Bubarkan Negara!”, “Prabowo Impoten!”, “Pak Prabowo, kami butuh pendidikan gratis bukan makan siang gratis!”, “Batalkan efisiensi anggaran pendidikan!”, dan “Pemerintah Bablas Anggaran Dipangkas Konstitusi Dilibas #IndonesiaGelapMatilampu” disertai gambar yang diberi nama “Fufufafa”.
Aksi ini menunjukkan gelombang protes yang signifikan dari mahasiswa terhadap kebijakan pemerintah. Pihak kepolisian hingga saat ini belum memberikan pernyataan resmi terkait kericuhan yang terjadi. Demo berlangsung hingga sore hari dan berakhir tanpa insiden signifikan lainnya.