SEPUTARINDONESIA.NET, JEMBER-
Mama-mama muda dari berasal berbagai kecamatan mengaku menjadi korban investasi bodong. Mereka kemudian mendatangi Mapolres Jember, (14/4/2022).
Para mama muda itu ingin memberi keterangan ke polisi tentang dugaan tindak pidana penipuan yang dilakukan oleh seorang perempuan berinisial S, warga asal Desa Biting, Kecamatan Arjasa.
Pelaku S mengajak investasi uang dengan iming-iming keuntungan menggiurkan sebesar 20 persen tiap pekan. Namun bukan keuntungan yang diraih malah S tiba-tiba menghilang setelah banyak warga yang ikut investasi menyetor uang kepadanya.
Tak tanggung-tanggung setidaknya total uang Rp10 miliar berhasil dikumpulkan S dari ratusan orang. Nominal tersebut terakumulasi setelah para korban membentuk grup untuk menghitung seluruh kerugian.
Salah seorang korban bernama Dewi Irana (24), asal Kecamatan Sumbersari, mengatakan korban ang melapor ke Polres Jember hanya sebagian. Rencananya, korban lainnya akan menyusul untuk melaporkan dugaan penipuan dan penggelapan pelaku S.
“Banyak korbannya. Selain warga Jember ada warga Banyuwangi, Situbondo, dan Lumajang. Bahkan, ada korban yang di Bali dan beberapa TKW yang kerja di luar negeri,” ujar Dewi.
Modus yang dijalankan S cukup rapi. Untuk meyakinkan korban, pelaku menampilkan diri sebagai sosok orang kaya yang sukses. Gonta-ganti kendaraan dan memakai smartphone berkelas, serta memamerkan banyak uang sering dilakukannya untuk membidik korbannya.
Lucunya S tidak pernah menyebutkan bisnis apa yang dijalaninya. Namun, pelaku rajin berkeliling menemui warga untuk dibujuk berinvestasi bersamanya agar mencapai kesuksesan serupa.
“Tidak tahu apa usahanya. Hanya, katanya uang kami dikelola, ada yang mengurus untuk investasi. Setelah ramai, diselidiki ternyata tidak ada pengelolanya. Yang ditunjukkan video-video pertemuan, rupanya juga sama korban seperti kami,” beber Nely Yuliasari (26), korban asal Kecamatan Arjasa.
Korban lainnya bernama Ika Sofiawati (23), asal Kecamatan Balung menyebutkan tiap orang mengalami kerugian antara puluhan hingga ratusan juta rupiah. Bahkan ada beberapa orang terlanjur merugi sampai Rp1 miliar.
Menurut Ika,dirinya pernah menikmati keuntungan 20 persen yang djanjikan antara 1-3 kali. Setelah itu, S tidak pernah memberi lagi keuntungan seperti yang dijanjikan, justru kini menghilang tanpa jejak.
“Sekarang, sudah lost kontak, tidak bisa dihubungi. Makanya, kami lapor polisi supaya dia bisa diusut, karena saya dan teman-teman dirugikan. Uang kami tidak dikembalikan oleh dia.Terakhir, kabarnya dia ada di Nusa Dua – Bali, bilangnya sedang sakit. Kalau ditagih selalu alasan uangnya limit,” pungkasnya Ika.(*/R)