SURABAYA,SEPUTARINDONESIA.NET – Pelindo Regional 3 Sub Regional Jawa kembali menyambut kedatangan kapal pesiar MS. Viking Orion di Dermaga Jamrud Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya. Kali ini, penyambutan dilakukan dengan sentuhan budaya yang lebih unik, yaitu pertunjukan musik tradisional angklung.
Pertunjukan angklung yang dibawakan oleh Komunitas Pensiunan Putri Pelindo Group di wilayah Tanjung Perak Surabaya, berhasil memikat para turis yang baru turun dari kapal. Para turis terlihat antusias mengikuti irama musik dan bahkan ikut menari bersama. Lagu-lagu yang dibawakan pun beragam, mulai dari lagu khas Surabaya seperti “Mlaku-Mlaku Nang Tunjungan” hingga lagu barat “My Way”.
“Saya sangat terkesan dengan pertunjukan musik tradisional Indonesia. Musiknya sangat merdu dan membuat saya ingin berlama-lama di sini. Unik sekali bagaimana bambu bisa menghasilkan musik yang indah dan dimainkan oleh orang-orang yang sudah cukup tua,” ujar Selena, seorang wisatawan asal Finlandia.

Kapal pesiar berbendera Norwegia ini membawa 783 penumpang dan 470 awak kapal. General Manager Kalimas dan GSN Pelindo Regional 3 Sub Regional Jawa, Ana Adiliya, menyampaikan bahwa MS. Viking Orion sebelumnya bersandar di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang dan akan melanjutkan perjalanan menuju Pelabuhan Benoa Bali.
“Terhitung sudah 8 kapal pesiar yang sandar di Pelabuhan Tanjung Perak pada tahun 2024, dan MS. Viking Orion merupakan kapal ke-8. Selanjutnya akan ada 4 kapal lagi yang sandar pada awal hingga akhir Desember 2024. Jadi total ada 11 kapal pesiar yang sandar di Pelabuhan Tanjung Perak pada Tahun 2024 ini,” ungkap Ana.
Selain pertunjukan musik angklung, Pelindo Regional 3 Sub Regional Jawa juga menyediakan berbagai macam hiburan untuk menyambut para wisatawan, seperti tari Reog Ponorogo, toko souvenir, dan berbagai makanan dan minuman khas nusantara yang disediakan melalui 25 gerai UMKM.
Setelah keluar dari area Terminal Penumpang Gapura Surya Nusantara, para wisatawan diarahkan untuk melanjutkan perjalanan wisata ke objek wisata bersejarah di Jawa Timur. Bus dan mobil disediakan untuk mengantar para wisatawan ke berbagai destinasi, seperti Kampung Lawas Maspati, Tugu Pahlawan, Jalan Tunjungan, hingga Museum Trowulan Mojokerto.
“Kami ingin memperkenalkan budaya Indonesia kepada para wisatawan yang berkunjung ke Surabaya. Musik angklung dan kesenian tradisional lainnya diharapkan dapat meninggalkan kesan positif bagi mereka,” tutup Ana.