SURABAYA, SEPUTARINDONESIA.NE – PT Terminal Petikemas Surabaya (TPS), bagian dari Subholding Pelindo Terminal Petikemas (SPTP), terus berupaya meningkatkan kualitas layanannya. Sebagai langkah nyata, pada akhir April 2025, TPS menyelenggarakan pelatihan Technical Planning and Control selama lima hari bagi 16 pekerja. Pelatihan intensif ini berlangsung di Lantai 22, Pelindo Place Office Tower, dan dipimpin langsung oleh Direktur Operasi SPTP, Bapak Muarip.
Para peserta, yang berasal dari berbagai divisi operasional TPS, mendapatkan materi komprehensif mengenai perencanaan dan eksekusi operasional bongkar muat peti kemas. Materi pelatihan meliputi perencanaan tambatan dermaga (berth planning), perencanaan muatan kapal (ship planning), perencanaan lapangan penumpukan (yard planning), pembagian tenaga kerja (manning deployment), serta eksekusi dan perencanaan operasi kapal (ship talker) dan lapangan (yard talker). Materi ini merupakan pengembangan dari modul Basic Container Terminal Operation (CTO), disesuaikan dengan kebutuhan operasional terkini.
Untuk memperkaya wawasan peserta, pelatihan ini menghadirkan narasumber ahli dari berbagai terminal di lingkungan Pelindo Group. Mereka adalah Bapak Sigit (Operations Manager JICT), Bapak Imad (Planning Manager Terminal Peti Kemas Semarang), dan Bapak Bani (Planning & Control IPC Terminal Peti Kemas Jakarta). Para narasumber menekankan pentingnya penerapan sistem kerja berbasis perencanaan terintegrasi untuk meningkatkan kecepatan dan keandalan bongkar muat.
Sekretaris Perusahaan TPS, Ibu Erika Asih Palupi, menjelaskan bahwa pelatihan ini bertujuan meningkatkan Box per Ship per Hour (BSH), indikator utama kecepatan bongkar muat. Meskipun BSH TPS saat ini telah mencapai 52 box per jam – melampaui target KSOP Utama Tanjung Perak – TPS berkomitmen untuk terus meningkatkannya demi daya saing logistik dan kepelabuhanan Indonesia.
“Salah satu upaya kami adalah melalui pelatihan ini, untuk mengasah kompetensi teknis SDM operasional agar lebih terampil dalam merencanakan dan mengeksekusi layanan bongkar muat secara efektif,” jelas Ibu Erika.
Selain fokus pada peningkatan BSH, pelatihan juga memperhatikan aspek receiving and delivery service, khususnya waktu Truck Round Time (TRT). TPS menargetkan TRT maksimal 30 menit untuk penerimaan ekspor dan 45 menit untuk pengeluaran impor. Saat ini, TPS telah mencapai rata-rata 28 menit untuk receiving dan 42 menit untuk delivery.
Dengan semangat “ELEVATE”, tagline HUT TPS tahun ini, TPS berkomitmen untuk terus meningkatkan kompetensi SDM operasional guna mendukung daya saing industri logistik dan kepelabuhanan Indonesia di kancah global.