SURABAYA-Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya akan menggelar Perayaan Natal pada Kamis, 11 Januari 2024 di halaman Balai Kota Surabaya. Acara ini sebagai salah satu bentuk manifestasi dari Surabaya kota toleransi yang menjunjung tinggi keberagaman.
Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kota Surabaya, Maria Theresia Ekawati Rahayu mengatakan bahwa perayaan Natal ini akan melibatkan seluruh elemen masyarakat, terutama yang beragama Kristen atau Katolik.
“Kita mengajak kelompok-kelompok gereja, karyawan-karyawati Pemkot Surabaya, tenaga pendidik, tokoh masyarakat, tokoh agama, RT/RW, LPMK, Kader Surabaya Hebat (KSH), untuk hadir dan merayakan Natal bersama-sama,” kata Maria Theresia Ekawati Rahayu, Selasa (9/1/2024).
Menurut dia, perayaan Natal ini adalah yang pertama kali digelar di halaman Balai Kota Surabaya. Ia berharap, acara ini bisa menunjukkan bahwa Surabaya adalah kota yang beragam dan toleran.
“Di Surabaya ini tentunya beragam agama, dan Pemkot Surabaya memberikan peluang atau kesempatan kepada semua warga Kota Surabaya untuk bisa merayakan hari besar agamanya sesuai dengan agama dan keyakinan masing-masing,” kata Yayuk, panggilan lekatnya.
Yayuk juga menjelaskan bahwa acara perayaan Natal di Balai Kota akan dimulai pukul 17.30 WIB dengan diawali penampilan-penampilan dari umat Kristiani. Kemudian acara dilanjutkan dengan perayaan Natal yang terdiri dari pesan-pesan yang disampaikan oleh romo.
“Setelah itu, akan ada sambutan dari Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi dan ibadah Natal firmannya yang nanti akan diisi oleh Pastor Philip Mantofa,” jelas dia.
Pihaknya menargetkan, jemaat yang hadir dalam perayaan Natal di Balai Kota Surabaya sekitar 6.000 orang. Ia pun mengimbau seluruh warga Surabaya, terutama para generasi muda, untuk ikut serta dalam perayaan Natal ini.
“Kami juga bekerjasama dengan PMKRI (Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia) dan GMKI (Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia), untuk menghadirkan mahasiswa-mahasiswa yang beragama Kristen atau Katolik. Kami berharap semua warga Surabaya bisa hadir dan ikut merayakan natal bersama-sama Pemkot Surabaya,” ajaknya.
Di sisi lain, Yayuk mengimbau kepada para peserta yang hadir agar membawa kebutuhan atau barang-barang secukupnya. Selain itu, ia meminta kepada orang tua yang membawa anak-anak mereka untuk mempersiapkan kebutuhan putra-putrinya.
“Bagi anak-anak yang masih SD atau SMP boleh hadir, tetapi kami berharap bersama-sama dengan orang tuanya. Sehingga kehadiran ini adalah bersifatnya untuk semua warga Kristiani yang ada di Kota Surabaya,” tuturnya.
Di kesempatan terpisah, salah satu umat Kristiani di Surabaya, Dewid Wiratama menyambut baik rencana perayaan Natal yang diselenggarakan oleh pemkot. Menurut dia, apa yang diinisiasi Wali Kota Eri Cahyadi merupakan interpretasi Surabaya kota toleransi.
“Menurut saya apa yang direncanakan wali kota adalah suatu bentuk toleransi yang memang pertama kali di Surabaya bagi umat Kristen bisa hadir bersama di Balai Kota Surabaya,” kata Dewid.
Selain itu, warga Kecamatan Krembangan Surabaya ini juga menilai, bahwa apa yang diinisiasi wali kota merupakan bentuk perwujudan dari Surabaya kota toleransi yang tidak hanya sekadar retorik. Artinya, bentuk toleransi itu benar-benar dilaksanakan dan direalisasikan.
“Ketika banyak pimpinan bicara toleransi, tetapi mereka masih kesulitan merealisasikannya. Sekarang ada Wali Kota Surabaya yang memfasilitasi umat Kristen beribadah bersama di Balai Kota. Jadi ini merupakan bentuk interpretasi dari kota toleransi,” pungkasnya. (irm)