Seputarindonesia.net || Bojonegoro – Prestasi BUMDesa Sarana Mandiri Desa Pejambon, Kecamatan Sumberrejo, Kabupaten Bojonegoro cukup membanggakan. BUMDesa ini telah menyumbang pendapatan desa Rp61 juta. Tak heran jika BUMDesa Sarana Mandiri masuk nominasi 6 BUMDesa terbaik se-Jawa Timur.
Direktur BUMDesa Sarana Mandiri, Andi Wimratani menyampaikan bahwa BUMDesa Sarana Mandiri Pejambon sudah memberikan kontribusi Pendapatan Asli Desa sebesar Rp61 juta. Namun adanya pandemi berdampak pada pendapatan yang menurun.
“Targetnya, di tahun ini BUMDesa Sarana Mandiri Pejambon bisa kembali bangkit dan memberikan kontribusi yang lebih dari yang sebelumnya,” tuturnya.
BUMDesa Sarana Mandiri kini tengah dalam proses penilaian lapangan dalam lomba BUMDesa Jawa Timur tahun 2022. Penilaian lapang dilakukan tim Jawa Timur di Lokasi Wisata Edukasi Pejambon (WEP), Rabu (6/7/2022).
Dalam momen ini, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kabupaten Bojonegoro terus memberikan pembinaan dan pendampingan agar BUMDesa Sarana Mandiri Pejambon bisa menjadi yang terbaik sebagai perwakilan Kabupaten Bojonegoro.
Di kesempatan ini, Kepala DPMD memberikan sambutan tertulis yang disampaikan oleh Sekretaris DPMD, Muridan. Dalam sambutannya, Kepala DPMD menuturkan BUMDesa Sarana Mandiri memiliki perkembangan yang sangat baik.
“Keberadaan BUMDesa Sarana Mandiri yang sangat potensial bisa berkontribusi nyata untuk meningkatkan ekonomi masyarakat,” katanya.
Hasil kegiatan ini nantinya bisa menjadi bahan pembinaan dan evaluasi bagi BUMDesa yang ada di Kabupaten Bojonegoro pada umumnya. BUMDesa Sarana Mandiri diharap terus berbenah tidak berhenti disini saja.
“Di Bojonegoro ini ada 419 Desa dan yang sudah memiliki BUMDesa sejumlah 400 Desa, sisanya hanya ada 19 yang belum memiliki BUMDesa,” jelasnya.
Selanjutnya, tim penilai dari DPMD Provinsi Jawa Timur, Indah Binawati menyampaikan BUMDesa Sarana Mandiri, sudah menjadi salah satu BUMDesa terbaik se-Jawa Timur, dengan usaha utamanya adalah wisata.
“Kalau wisata ciptaan alam kita tidak usah susah-susah moles, tapi kalau wisata semi alam dan buatan ini susah sekali merawatnya, untuk itu membutuhkan kreativitas yang sangat tinggi,” ucapnya.(Eko).
Editor/Publisher: Bairi.