SURABAYA, SEPUTARINDONESIA.NET – Jembatan Suroboyo menjadi saksi bisu aksi demonstrasi ratusan warga Surabaya yang menolak Proyek Strategis Nasional (PSN) Surabaya Waterfront Land (SWL). Aksi damai yang digelar Rabu siang ini, melibatkan Aliansi Ulama dan Tokoh Jawa Timur, menyuarakan keprihatinan atas dampak negatif proyek reklamasi terhadap nelayan dan lingkungan pesisir Kenjeran.
Dengan spanduk dan bendera bertuliskan penolakan terhadap SWL, massa menyampaikan keresahan mereka. Mereka khawatir proyek tersebut akan menghilangkan mata pencaharian nelayan, merusak lingkungan, dan minimnya transparansi dalam proses pembangunan. Aksi yang tertib ini dikawal ketat oleh aparat kepolisian.
Rahmat Mahmudi, perwakilan Aliansi Ulama dan Tokoh Jawa Timur, menegaskan tuntutan penolakan proyek SWL sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan dan kesejahteraan nelayan.
“Proyek ini berdampak signifikan secara sosial dan lingkungan, dan perlu dikaji ulang dengan mempertimbangkan aspirasi masyarakat,” ujarnya.
Rahmat juga mendesak Presiden Prabowo Subianto untuk mendengarkan suara rakyat dan membatalkan proyek tersebut.
Sentimen yang sama disampaikan oleh ratusan warga yang hadir. Mereka mendesak pemerintah untuk memprioritaskan dampak sosial dan lingkungan sebelum memulai proyek-proyek besar yang berpotensi merugikan masyarakat. Aksi ini menjadi bukti nyata keprihatinan warga Surabaya terhadap rencana reklamasi yang dinilai mengancam keberlanjutan hidup nelayan dan kelestarian lingkungan pesisir.