BOJONEGORO– Berbagai inovasi berbasis teknologi dan digital terus dikembangkan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan di Rumah sakit (RS). Seperti yang dilakukan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sumberrejo dengan inovasi Smart Hospital (Smash). Inovasi Smash bertujuan agar pasien dan keluarga pasien merasa nyaman.
Direktur RSUD Sumberrejo dr. Ratih Wulandari, MH mengatakan dulu semua pelayanan menggunakan catatan manual, mulai pendaftaran, rawat inap, hingga bukti pelayanan. Hal ini kemudian menginisiasi pada akhir 2019 diakselerasi SIM RS (Sistem informasi management rumah sakit), yang berbasis teknologi informasi.
“Pada awal 2021, kita buat antrean online, akhirnya terus diintegrasikan. Kemudian pertengahan 2021 sudah terintegrasi ke semua sistem layanan rumah sakit,” ungkapnya.
Menurut penjelasan dr Ratih, dalam inovasi Smash, ada empat pelayanan yaitu, Sistem administrasi pendaftaran antrian social media (Sapa Soulmate), Sistem informasi Pemberitahuan Informasi dan Pengaduan Terintegrasi (Si-Pipit), Pemberi Informasi Obat dan Jasa Layanan Antar Obat Gratis (Mas-Pio) dan Sistem Informasi Deteksi Resiko Tinggi Ibu Hamil (Si-Dek Risti).
“Inovasi tersebut memberikan layanan mulai dari pendaftaran, dan pelayanan di poli rawat jalan. Hal tersebut juga sudah terintegrasi dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Jadi pelayanan apapun yang kita lakukan sudah terkoneksi dengn sistem di aplikasi BPJS dan verifikasinya lebih awal,”terangnya.
Direktur RSUD Sumberrejo tersebut menambahkan, bahwa inovasi ini bertujuan mengadaptasi pelayanan kesehatan di era baru pandemi Covid-19.
“Sampai H-7 sudah bisa daftar, misal dokter meminta untuk kunjung ulang 7 hari lagi, hari itu juga pasien bisa daftar untuk 7 hari lagi,”tandasnya.
Sementara untuk layanan Mas-Pio yaitu pengantaran obat gratis tersebut pihak RSUD Sumberrejo, tidak menggunakan dari tenaga eksternal untuk mengantar obat pasien. ,
Akan tetapi ada petugas khusus dari RSUD Sumberrejo untuk menyampaikan informasi obat yang benar, tidak hanya mengantar juga memastikan obat diterima oleh penerima aslinya. Dengan Mas-Pio ini juga bisa mengambil masukan dan saran dari pasien.
“Tidak ada pembebanan pembiayaan kepada pengguna layanan Mas PIO, ada 3 pengantar yang dibagi per wilayah ada 12 kecamatan, paling tidak satu orang ada 3 sampai 4 kecamatan. Bahkan ada yang diantar sampai malam karena jauh, namun tetap akan diantarkan hari itu juga. Selain itu pernah ada yang orangnya tidak di rumah obatnya kita antar hari berikutnya, untuk diberikan langsung kepada yang bersangkutan,” jelasnya.
Dia menambahkan pengantaran obat melalui layanan Mas-Pio sudah ditawarkan di bagian pendaftaran. Jika setuju untuk diantarkan pasien tersebut diminta tanda tangan, lalu jika pasien tersebut sudah diperiksa dokter dan mendapat resep, diberikan di bagian farmasi dan bisa langsung pulang. “Sebab obat akan diantarkan kerumah hari itu juga,” terangnya.(Ek/rul)