Seputarindonesia.net || Bojonegoro – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro melalui Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) menyelenggarakan Pembinaan Pelayanan Reproduksi Teknologi Sapi dan Edukasi Pengendalian Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Kabupaten Bojonegoro. Kegiatan digelar Rabu (06/07/2022) di Pendopo Kecamatan Temayang.
Kegiatan dihadiri Muspika Temayang, Kepala Disnakkan bersama jajaran bidang Peternakan, Drh. Yeny Winari Astuti, M.Agr selaku narasumber dari Dinas Peternakan Prov. Jawa Timur, Kepala UPTD Puskeswan Dander, Perwakilan Kades se Kec. Temayang, serta diikuti petugas IB dan perwakilan peternak sapi wilayah tengah Kab. Bojonegoro.
Bupati Bojonegoro Anna Mu’awanah secara daring menuturkan bahwa Pemkab Bojonegoro sangat mendukung adanya pemetaan potensi wilayah pengembangan sapi. Kedepan, Pemkab menekankan pembinaan pada kelompok tani ternak terutama yang sudah mendapat bantuan bisa berkembang, yang mana diharapkan usahanya dapat berkembang dari hulu sampai hilir.
Menurut Bupati, Bojonegoro harus menggarap hilirisasi bidang pangan, sehingga diharapkan berkoordinasi dengan Dinas Perdagangan Koperasi dan UM serta Dinas Perindustrian dan Ketenagakerjaan.
“Terkait pengendalian wabah PMK, kami mengapresiasi Disnakkan yang telah berkoordinasi dan bersinergi dengan baik di tingkat kecamatan dengan Polsek dan Koramil sehingga kasus PMK bisa dikendalikan. Dan untuk narasumber, agar memberikan wawasan kepada petugas pelayanan reproduksi untuk lebih bisa meningkatkan kinerja. Sehingga target jumlah populasi bisa tercapai di tengah-tengah wabah PMK, melalui strategi yang sesuai SOP,” tandas Bupati Anna.
Sementara itu, Kepala Disnakkan Catur Rahayu K, melaporkan bahwa kegiatan pembinaan saat ini ditujukan untuk wilayah tengah Bojonegoro yang meliputi Kecamatan Bojonegoro, Temayang, Bubulan, Ngambon, Ngasem, Sekar, Gondang, Sukosewu, Dander, Kalitidu, dan Trucuk.
Maksud dan tujuan pembinaan untuk mendukung peningkatan produksi sapi yaitu
1. menjamin kegiatan pelayanan reproduksi tetap berjalan sesuai target.
2. Mensosialisasikan strategi optimalisasi reproduksi dalam situasi wabah PMK.
3. Memberikan informasi yang lebih luas tentang penanganan dan pengendalian PMK kepada masyarakat. Sehingga masyarakat paham harus bertindak agar tidak panik dan petugas siap membantu serta mendampingi dalam pengendalian PMK.
Catur Rahayu mengatakan, berdasarkan potensi sapi terdapat tiga wilayah pemetaan di Kabupaten Bojonegoro. Pertama, untuk wilayah timur terdapat potensi sapi kereman. Kedua, untuk wilayah tengah terdapat potensi sapi kereman dan pembibitan. Ketiga, untuk wilayah barat terdapat potensi sapi pembibitan.
Lebih lanjut Kepala Disnakkan mengungkapkan, pembinaan hari ini dilaksanakan di lokasi Kecamatan Temayang yang merupakan kawasan ekonomi peternakan pedesaan dengan ditunjang adanya konsep technopark yang berada di Desa Jono yang sudah berbasis Integrated Farming System. Pertanian terpadu dengan potensi budaya lokal mulai dari hulu sampai hilir dan sudah membentuk koperasi yang berbadan hukum serta terbentuk wadah askolter (asosiasi kelompok tani ternak).
“Sehingga dalam pembinaan hari ini diharapkan bisa menjadi wahana untuk memperkuat asosiasi kelompok tani ternak dan juga memperkuat pemasaran yang sudah serba online. Ini merupakan momentum tepat di saat kondisi PMK dengan disarankan pemasaran secara online sehingga mengurangi kontak langsung dengan lokasi peternakan,” imbuhnya.(Ek/rul)