PAMEKASAN– Ratusan Mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Madura yang tergabung dalam Republik Mahasiswa melakukan aksi serentak di depan kantor Rektorat IAIN Madura.
Aksi Unras yang berlangsung pada Jumat, 5 Mei 2023 usai sholat Jumat di gelar di depan Kantor Rektorat IAIN Madura Jala Raya Panglegur Kecamatan Tlanakan, Kabupaten Pamekasan Madura, Jawa Timur.
Aksi yang dimotori oleh semua ketua Organisasi Kemahasiswaan internal kampus IAIN Madura tersebut menyoal tentang dugaan pemalsuan data kepemilikan kendaraan milik Mahasiswa baru, dugaan korupsi anggaran Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) dan bocornya data diri calon sarjana IAIN Madura yang diduga kuat diperjual belikan.
Dalam orasinya,
Koordinator Aksi, Zamzami Syandana menyuarakan,” Dirinya sangat kecewa terhadap kinerja pejabat kampus IAIN Madura yang tidak becus mengurusi data kepemilikan kendaraan milik mahasiswa baru yang sudah terdaftar jalur SPAN di IAIN Madura”.
“Sebanyak 80 lebih data kepemilikan kendaraan roda 2 milik Maba yang mendaftar jalur SPAN diduga disulap menjadi roda 4, akibatnya Uang Kuliah Tunggal Mahasiswa yang keterima jalur SPAN menjadi tinggi,” teriak Jimmi sapaan akrabnya dalam orasinya.
Jimmi mengatakan bahwa pihaknya juga mencium ada dugaan korupsi anggaran Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) IAIN Madura.
“Kami menduga bahwa anggaran PMB sebesar 750 juta diduga dikorupsi oleh oknum tertentu, sehingga kita datang kesini untuk mempertanyakan semua itu,” jelasnya.
Lebih lanjut, ketua DEMA Fakultas Tarbiyah, Muhibb mardhaqus juga menuntut agar pejabat yang menyebarkan data diri pribadi milik calon sarjana IAIN Madura agar ditindak secara tegas.
“Berdasarkan temuan kami, sebanyak 650 data mahasiswa calon sarjana ke 36 magister ke 16 IAIN Madura sengaja disebarkan dan diduga kuat diperjual belikan oleh oknum sekretaris panitia wisuda ke salah satu fotografer, dan itu diduga melanggar hukum tentang penyebaran data pribadi,” teriak Miko sapaan akrabnya.
Menanggapi persoalan tersebut, Abdus Syakur selaku sekretaris Wisuda sekaligus ketua PMB mengaku tidak tahu soal dugaan korupsi yang tengah dipersoalkan oleh mahasiswa.
“Saya tidak tahu tentang apa yang menjadi dugaan mahasiswa soal anggaran PMB yang diduga dikorupsi,” katanya saat di depan massa aksi.
Lebih lanjut, Dr. Maimun, S.Ag., MHI. selaku Wakil Rektor 1 juga mengatakan bahwa pihaknya belum bisa membuktikan keuangan PMB yang diduga dikorupsi karena merasa tidak memegang uang.
“Korupsi dari mana sedangkan laporannya belum selesai di SPI, jadi otomatis belum ada pencairan,” katanya.
Sementara, di akhir dialog mahasiswa dengan pihak kampus, akhirnya Rektor IAIN Madura, Dr H Saiful Hadi M.Pd, bersedia menandatangani semua tuntutan mahasiswa.
“saya akan memanggil pihak inspektorat untuk memeriksa kebenarannya,” pungkas Rektor IAIN Madura.
Inilah tuntutan para demonstran yang diantaranya;
1. Meminta regulasi anggaran sosialisasi Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) IAIN Madura.
2. Menuntut Rektor mencopot pihak yang bertugas sebagai panitia PMB dari jabatan yang sedang dijalani.
3. Menuntut Rektor untuk mengganti rugi pihak-pihak yang sudah melakukan sosialisasi yang tidak diberikan anggaran.
4. Meminta bukti transaksi yang sudah dihabiskan
5. Meminta bukti terlaksananya sosialisasi yang dilaksanakan di berbagai lembaga lembaga oleh panitia PMB.
6. Menuntut Rektor untuk mencopot semua jabatan dan dinonaktifkan sebagai pejabat tetap bagi oknum yang menyebarkan data pribadi peserta wisuda sarjana dan pasca sarjana selama 2 semester.
7. Menuntut Rektor mencabut kerjasama dengan pihak terkait yang menerima data wisudawan.
8. Melakukan koordinasi dengan Ormawa dalam setiap kegiatan yang berkaitan dengan mahasiswa
9. Menuntut Warek selalu proaktif dan terbuka terhadap Ormawa dan mahasiswa.
Seusai membacakan semua tuntutan, Presma IAIN Madura menegaskan bahwa harus ada pejabat yang dicopot dari jabatannya. (dyh)