SURABAYA-UNICEF menyambut baik upaya Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya dalam mengikuti penilaian Kota Layak Anak Tingkat Dunia atau CFCI (Child Friendly Cities Initiatives). Sebab, pemkot turut didukung seluruh stakeholder, LSM, Non-Governmental Organization (NGO), rekan-rekan media massa, dan seluruh elemen masyarakat yang sangat peduli dan berkeinginan kuat menjadikan Surabaya sebagai Kota Layak Anak Tingkat Dunia.
Kedatangan Country Representative UNICEF Indonesia Maniza Zaman beserta segenap jajaran tim UNICEF, Chief Field Operation UNICEF Indonesia Marcella Christina, dan Kepala Perwakilan UNICEF Untuk Wilayah Jawa Tubagus Arie Rukmantara adalah untuk memberikan sertifikat terkait upaya komitmen Pemkot Surabaya dalam menciptakan kota ramah anak.
“UNICEF mengaku bahwa Surabaya sangat luar biasa dengan kemampuan dan komitmen Pemkot Surabaya bersama DPRD, itu yang membuat mereka senang. Serta yakin bahwa Surabaya bisa menjadi kota ramah anak. Setelah ini mereka akan mendampingi Kota Surabaya menjadi kota rujukan, ini adalah langkah pertama Surabaya menuju Kota Layak Anak Tingkat Dunia,” ungkap Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi di Gedung Balai Budaya Kota Surabaya, Senin (13/2/2023).
Pada kesempatan tersebut, Pemkot Surabaya juga berupaya untuk menjaga tumbuh kembang anak-anak secara psikis dengan menggelar Edukasi Asik Tentang Internet Sehat dan Aman untuk Remaja Bareng Pusat Pembelajaran Keluarga, kepada 700 peserta yang terdiri dari siswa SMP dan SMA/SMK. Ini menjadi salah satu upaya agar anak-anak lebih bijak dalam penggunaan internet dan penggunaan media sosial, karena anak-anak berisiko terpapar konten yang tidak sesuai dengan usia mereka.
“Karena salah pergaulan atau hancurnya masa remaja biasanya disebabkan oleh internet. Salah satu upaya yang akan kita lakukan adalah setiap akhir pekan, Gedung Balai Budaya bisa digunakan untuk menampilkan pertunjukan dari tingkat SD, SMP, dan SMK. Tentunya untuk menampilkan kemampuannya, menunjukkan talenta mereka, dan sekolah itu akan bergantian memunculkan keberanian anak-anaknya,” ujarnya.
Di sisi lain, anak-anak di Kota Surabaya harus berani untuk menyampaikan pendapat mereka. Seperti, mengikuti kegiatan Musrenbang (Musyawarah Perencanaan Pembangunan) di tingkat kelurahan.
“Anak-anak yang mengikuti Musrembang ini meminta ruang bermain yang aman dan nyaman. Misal di kampungnya meminta ada taman bermain, lalu bagaimana Balai RW ini juga bisa menjadi ruang berkumpul dan bermain untuk anak. Karena biasanya yang orang dewasa yang mengikuti Musrembang selalu mengusulkan pavingisasi, nah ini harus dirubah, kita ajak anak-anak menyampaikan pendapat mereka tentang pembangunan Surabaya,” terangnya.
Oleh sebab itu, Wali Kota Eri menegaskan bahwa Pemkot Surabaya memiliki keinginan besar untuk menjaga anak-anak di Kota Pahlawan. Karenanya, Pemkot Surabaya bersama DPRD Kota Surabaya terus bersinergi dan berkolaborasi membangun Kota Pahlawan menjadi tempat yang aman dan nyaman bagi anak-anak.
“Kota ini untuk anak-anak kita, untuk menciptakan kota ini bagi anak-anak maka kita harus membuat kota ramah bagi anak-anak. Bukan untuk mencari penghargaan atau pengakuan, tetapi kami berkomitmen untuk menyiapkan kota ini bagi anak-anak Surabaya,” tegasnya.
Sebagai diketahui, Pemkot Surabaya telah melakukan berbagai upaya untuk mewujudkan Surabaya menjadi Kota Layak Anak Dunia, antara lain memastikan adanya payung hukum yang kuat tentang perlindungan dan pemenuhan hak anak secara konsisten. Melibatkan anak secara aktif dalam berbagai isu tentang anak, sebagai pertimbangan pengambilan kebijakan.
Sosialisasi Dinamika Remaja, sebagai deteksi dini permasalahan siswa di tingkat SD hingga SMP, dengan melibatkan akademisi, psikolog, Kepolisian, dan lembaga-lembaga sosial kemasyarakatan. Capacity Building Satgas PPA (Perlindungan Perempuan dan Anak) dan Relawan, di mana terdapat 926 relawan yang tersebar di 31 Kecamatan dan 154 Kelurahan di seluruh Kota Surabaya, dan fasilitasi dan pembinaan Forum Anak (FA) Tingkat Kota, Kecamatan, dan Kelurahan.
Penyelenggaraan KAS RPA (Kampunge Arek Suroboyo Ramah Perempuan dan Anak), Puspaga (Pusat Pembelajaran Keluarga) sebagai wadah edukasi dan pencegahan kekerasan terhadap anak, bersama-sama dengan stakeholder dan seluruh elemen masyarakat, melaksanakan perlindungan dan pemenuhan hak anak di Kota Surabaya, serta Pembentukan Duta Trantibum (Ketentraman dan Ketertiban Umum) di kalangan pelajar, yang bertugas mereduksi potensi kenakalan remaja di lingkungan sekolah. (irm)