SURABAYA-Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi melakukan sosialisasi Sistem Informasi Kesehatan (Sis-Infokes), di Graha Sawunggaling, Jumat (31/3/2023). Sosialisasi Sis-Infokes ini ditujukan kepada fasilitas kesehatan (faskes) di Kota Surabaya, mulai dari RS, dokter praktik mandiri, bidan praktik mandiri, klinik, hingga puskesmas.
Sis-Infokes ini merupakan terobosan baru yang digagas oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya untuk memudahkan pendataan. Dalam kesempatan ini, ada 501 faskes se-Surabaya yang hadir mengikuti sosialisasi Sis-Infokes.
Wali Kota Eri Cahyadi mengatakan, dengan Sis-Infokes itu nantinya semua data pelayanan yang ada di faskes bisa terkoneksi ke data Pemkot Surabaya. “Mau nanti melahirkan di klinik manapun, imunisasi di RS manapun, itu tidak apa. Tapi kami harus diberi laporan terkait nomor NIK sekian, ibu hamil, dengan lingkar lengan sekian, lingkar perut, dan berat badannya. Agar diketahui itu ada potensi gizi buruk atau tidak,” kata Wali Kota Eri.
Wali Kota Eri menerangkan, semua data yang terkoneksi dengan Sis-Infokes itu nantinya, juga untuk memudahkan pemkot membantu warga Surabaya. Menurutnya, pemkot tak bisa berjalan sendiri dalam membangun kota Surabaya, tanpa adanya bantuan faskes.
Wali Kota Eri menyebutkan, Sis-Infokes mulai dijalankan secara merata per 1 April 2023 di seluruh faskes se-Surabaya. Ketika semua data dari faskes telah terkoneksi, maka akan disinkronkan dengan aplikasi Sayang Warga, dan e-Budgeting Pemkot Surabaya.
“Berarti apa? Ketika sudah terkoneksi maka kota akan tahu berapa yang berisiko gizi buruk, yang miskin berapa, ini lah yang dikatakan satu data,” sebutnya.
Wali Kota Eri yang akrab disapa Cak Eri Cahyadi itu juga mengungkapkan, nantinya juga terpantau langsung di ruang kerjanya. Mulai dari data pasien RS, dokter klinik mandiri, bidan mandiri hingga puskesmas, akan terpantau melalui layar monitor di ruang kerjanya.
“Karena yang memberikan izin semua itu adalah saya, maka saya harus tahu datanya. Bayi yang lahir berapa, ibu melahirkan berapa, balita yang imunisasi, semuanya harus terkoneksi ke data pemkot,” ungkap Cak Eri.
Bila ada RS, klinik, praktik dokter atau bidan mandiri yang tidak memperbarui data pasien warga Surabaya, maka Cak Eri tak segan mencabut izinnya. “Saya yakin setiap RS, sudah punya aplikasi atau program untuk dikoneksikan ke ini (Sis-Infokes). Panjenengan investasi dan mendapatkan pasien di Surabaya, tapi saya tidak bisa berbuat apa untuk warga saya, nah ini yang saya tidak mau,” tutur Cak Eri.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Surabaya, Nanik Sukristina mengatakan, melalui Sis-Infokes maka data pasien akan terpantau secara realtime. Selain itu, Sis-Infokes juga terkoneksi dengan aplikasi yang dimiliki Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dispendukcapil) Surabaya, Sayang Warga, Klampid new generation, dan aplikasi imunisasi bayi, dan sebagainya.
“Kami juga koneksikan dengan aplikasi yang dimiliki oleh Kementerian Kesehatan, yakni aplikasi ASIK dan Smile,” kata Nanik.
Nanik berharap, dengan terkoneksinya data tersebut maka ke depannya akan mempermudah pemkot mengetahui jumlah kelahiran anak, ibu melahirkan, stunting hingga gizi buruk di Surabaya. “Ke depannya, akan ada fitur baru untuk memperkaya data kita. Sehingga ke depannya akan menjadi satu data yang bisa kita manfaatkan bersama,” pungkasnya. (irm)