SURABAYA-Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) bersama Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya dan Satgas Pangan Polri melakukan pemantauan stok serta harga pangan di Pasar Genteng Baru, Surabaya, Kamis (20/3/2025). Langkah ini bertujuan untuk memastikan ketersediaan dan keamanan pangan bagi masyarakat menjelang Lebaran 2025.
Direktur Pengawasan Penerapan Standar Keamanan dan Mutu Pangan NFA, Brigjen Pol Hermawan, menyatakan bahwa pengawasan ini melibatkan berbagai pihak. Termasuk Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Surabaya, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (KP) Jawa Timur, serta Satgas Pangan Polri.
“Kami dari Badan Pangan Nasional (NFA) serta beberapa elemen lainnya ikut memantau dan mengawasi pangan yang ada di Pasar Genteng Baru Surabaya. Ini untuk memastikan stok yang tersedia aman, kemudian juga memastikan harga masih wajar apa tidak,” ujar Brigjen Pol Hermawan usai pemantauan.
Menurutnya, aspek keamanan pangan juga menjadi perhatian utama dalam pemantauan kali ini. Hal ini untuk memastikan produk segar yang beredar layak dikonsumsi oleh masyarakat. Dari hasil pengecekan, stok pangan di Pasar Genteng Baru terpantau aman. “Jadi hasil pengecekan kami, alhamdulillah di sini, rata-rata stok semuanya aman, semua stok pangan yang ada di Pasar Genteng itu seluruhnya aman,” katanya.
Hermawan mengungkapkan bahwa pengecekan rutin yang dilakukan Pemkot Surabaya bersama Satgas Pangan Polri berkontribusi dalam menjaga stabilitas harga dan ketersediaan pangan. Ia juga memastikan bahwa harga minyak goreng di pasar tersebut masih sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah. “Alhamdulillah, tadi saya sudah cek minyak goreng secara acak. Harga minyak goreng, khususnya Minyakita, Rp15.700. Jadi sesuai dengan HET yang telah ditetapkan oleh pemerintah,” jelasnya.
Meski demikian, Hermawan mengakui ada beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga akibat faktor cuaca, meskipun kenaikannya tidak signifikan. “Memang dalam kondisi hujan, seperti bawang merah dan cabai juga cenderung naik, tapi alhamdulillah di sini naiknya tidak signifikan, hanya sedikit saja dan masih normal,” imbuhnya.
Pihaknya juga menekankan pentingnya pengawasan untuk mencegah permainan harga oleh pihak tertentu. Hermawan mengapresiasi kolaborasi berbagai pihak di Kota Surabaya dalam menjaga stabilitas harga dan keamanan pangan. “Sehingga saya lihat tadi harga semuanya aman, termasuk daging, daging ayam juga laporannya aman, telur juga aman,” katanya.
Dalam kesempatan ini, tim dari DKPP Surabaya bersama NFA turut melakukan uji laboratorium terhadap beberapa sampel produk segar untuk memastikan keamanannya. “Alhamdulillah, kami sudah mengambil sampel tomat, seledri, selada, semuanya sudah dicek menggunakan laboratorium keliling yang kami punya. Hasilnya alhamdulillah (pestisida) negatif, hanya ada sedikit di lemon, tapi masih dalam ambang batas normal,” ujarnya.
Dari 10 sampel yang diuji di Pasar Genteng Baru, empat di antaranya diuji kandungan pestisida. Sementara enam lainnya diuji kandungan formalinnya. “Kalau formalin, negatif semua. Jadi formalin itu pada pangan segar, seperti ikan, ayam, dan daging, alhamdulillah aman semua di sini,” katanya.
Hermawan pun mengapresiasi efektivitas pengawasan yang dilakukan Pemkot Surabaya bersama Satgas Pangan Polri di Kota Pahlawan. Menurutnya, pemantauan ini terbukti berhasil menjaga stabilitas harga dan keamanan pangan di Surabaya.
“Hasil dari pengawasan dan pengecekan selama ini yang dilakukan oleh rekan-rekan di Surabaya, kalau menurut saya, efektif dan berhasil. Karena buktinya kami datang dadakan, tanpa pemberitahuan sebelumnya, dan hasilnya luar biasa. Saya berharap provinsi lain juga bisa menerapkan hal yang sama,” ungkapnya.
Mantan Direktur Reserse Narkoba (Dir Resnarkoba) Polda Sulawesi Selatan (Sulsel) itu menambahkan bahwa saat ini NFA tengah melakukan pemantauan stok dan harga pangan di seluruh Indonesia. “Seluruh harga pangan dicek, stoknya dipantau, serta keamanannya diperiksa. Alhamdulillah, insyaallah, jika terus dilakukan pemantauan seperti ini, stok pangan menjelang Lebaran nanti akan tetap aman,” tegas Hermawan.
Di waktu yang sama, Kepala DKPP Kota Surabaya, Antiek Sugiharti menegaskan bahwa pihaknya bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) terus melakukan pengawasan terhadap harga dan ketersediaan pangan di pasar-pasar.
“Di TPID Kota Surabaya, timnya cukup banyak. Selain dari perangkat daerah di lingkup Pemkot Surabaya, ada juga Satgas Pangan, Badan Pusat Statistik (BPS), serta perguruan tinggi yang selalu bersama kami,” ujar Antiek.
Ia menjelaskan bahwa pengawasan harga dilakukan setiap hari untuk memastikan harga komoditas di pasar sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET). Dari pemantauan tersebut, TPID dapat mengetahui komoditas yang mengalami kenaikan, tetap stabil, atau justru mengalami penurunan harga.
“Sehingga Tim TPID bisa mengambil langkah antisipasi. Nah, khusus menjelang Hari Raya Idulfitri atau Hari Besar Keagamaan, kita harus lebih cermat dalam mengawasi harga. Karena pasti permintaan terhadap bahan pangan meningkat, sehingga diharapkan tetap terkendali,” jelasnya.
Selain pemantauan langsung di pasar, Antiek memaparkan bahwa TPID Surabaya juga menggunakan aplikasi pemantauan ketersediaan pangan. Melalui aplikasi tersebut, kebutuhan pangan setiap komoditas dapat dihitung berdasarkan konsumsi per kapita. “Kita bisa mengetahui kebutuhan pangan per komoditas, per kapita, per orang, kemudian kita hitung untuk seluruh Kota Surabaya, misalnya kebutuhan beras dalam satu bulan atau satu hari,” paparnya.
Dengan sistem ini, Antiek menambahkan bahwa TPID Surabaya dapat memantau stok pangan di pasar, distributor, maupun Bulog. “Sehingga kita tahu kondisinya aman dan masyarakat tidak kesulitan mendapatkan komoditas-komoditas tersebut,” pungkas Antiek. (irm)