SURABAYA,SEPUTARINDONESIA.NET – Sebuah kasus bullying mengerikan menimpa CW (14), siswa kelas 3 SMP di Surabaya. Korban mengaku mengalami kekerasan fisik dan seksual yang dilakukan oleh sekelompok teman sekolahnya. Pengakuan CW ini terungkap melalui video di TikTok milik Andy Sugar (@andysugarr) yang telah ditonton ribuan pengguna dan memicu reaksi publik.
Dalam video berdurasi enam menit tersebut, CW menceritakan pengalaman pahitnya. Ia mengaku pernah ditelanjangi di tempat umum, ditendang, dan bahkan alat kemaluannya diremas-remas oleh enam siswa lainnya. Ia juga mengungkapkan bahwa pihak sekolah tidak membelanya dan bahkan diduga melakukan upaya untuk menutup-nutupi kasus ini.
CW mengungkapkan bahwa pihak sekolah mengancamnya agar tidak melanjutkan laporan ke polisi dengan mengatakan bahwa ia tidak akan dinaikkan ke kelas selanjutnya jika tetap melanjutkan laporan ke pihak berwajib. Lebih mengejutkan lagi, sekolah diduga menawarkan suap sebesar Rp500.000 kepada CW agar ia mencabut laporannya. “Mereka bilang kalau menerima uang itu, masalahnya selesai,” ujar CW dalam video tersebut.
Kasatreskrim Polres Pelabuhan Tanjung Perak, AKP M Prasetyo, membenarkan adanya laporan tersebut dan menyatakan bahwa pihaknya tengah melakukan penyelidikan. Polisi telah memeriksa sembilan saksi dan bekerja sama dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Kependudukan (DP3APPKB) Surabaya untuk memberikan pendampingan psikologis kepada korban.
“Kami berkomitmen untuk mengusut tuntas kasus ini dan memberikan keadilan kepada korban,” tegas AKP M Prasetyo.
Kasus ini telah memicu kemarahan dan keprihatinan publik. Banyak netizen yang mengecam tindakan para pelaku bullying dan juga mempertanyakan peran pihak sekolah yang diduga mencoba menutup-nutupi kasus ini. Kasus ini juga menimbulkan pertanyaan tentang sistem perlindungan anak di sekolah dan perlunya upaya pencegahan bullying yang lebih efektif. Pihak sekolah belum memberikan pernyataan resmi terkait tuduhan tersebut.
Polisi akan terus melakukan penyelidikan untuk mengungkap seluruh fakta dan memastikan para pelaku bertanggung jawab atas tindakan mereka. Kasus ini diharapkan dapat menjadi momentum untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya perlindungan anak dari kekerasan dan bullying di lingkungan sekolah. Pihak berwenang juga perlu memastikan bahwa sekolah menjalankan peran dan tanggung jawabnya dalam melindungi siswa dari segala bentuk kekerasan.