SIDOARJO, SEPUTARINDONESIA.NET – Ketegangan mewarnai pagi hari di kawasan Jalan Berbek Industri II, Kabupaten Sidoarjo. Puluhan massa dari Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu (GRIB) Jaya Jawa Timur mendatangi PT Sakura Damai Sentosa (SDS), Kamis (23/1/2025). Kedatangan mereka bukan aksi demonstrasi anarkis, melainkan upaya penyelesaian sengketa waris yang melibatkan keluarga mendiang Romi dan Cicilia, pemilik puluhan aset bernilai Triliyunan rupiah.
Kuasa hukum ahli waris, Gresce Katalina, Bonardo Pardomuan Hasiholan Sinaga, S.H., M.H., menjelaskan bahwa upaya negosiasi telah dilakukan beberapa kali sejak Oktober 2024. Pihaknya telah berupaya berkomunikasi dengan Agung dan Agus, saudara ipar Gresce yang juga menjabat di PT SDS, produsen SDS Gold perhiasan. Namun, hingga kini belum ada titik temu.
“Kami sudah empat kali datang ke sini, bahkan difasilitasi oleh Polres Sidoarjo. Yang kami minta hanyalah kejelasan terkait pembagian warisan yang telah disepakati, yaitu tiga bidang tanah, sebuah rumah, apartemen, dan sejumlah uang,” ungkap Bonardo.
Ia menekankan bahwa upaya ini dilakukan semata-mata untuk mencari solusi damai dan menghindari eskalasi konflik. Sengketa ini bermula dari meninggalnya Romi dan Cicilia. Almarhum meninggalkan warisan berupa aset yang cukup signifikan kepada anak-anaknya, termasuk Afandi, suami Gresce yang telah meninggal dunia dua tahun lalu. Gresce, sebagai ahli waris, merasa haknya belum sepenuhnya dipenuhi.
“Saat ini, hanya sebagian warisan yang diberikan, yaitu rumah, tanah, dan uang. Namun, realisasinya hingga kini belum terlaksana,” tambah Bonardo.
Ia berharap Agung dan Agus dapat segera merespon upaya negosiasi ini secara konstruktif. Pihak PT Sakura Damai Sentosa hingga berita ini diturunkan belum memberikan tanggapan resmi. GRIB Jaya menyatakan akan terus mengawal proses penyelesaian sengketa waris ini, dengan tetap mengedepankan jalur damai dan hukum. Mereka berharap permasalahan ini dapat diselesaikan secara kekeluargaan dan adil bagi semua pihak.