SURABAYA – Pelaku pecehan pornografi yang dilakukan oleh Takmir Masjid Rusun Sumur Welut Karang Pilang akhirnya ditahan oleh unt PPA Polrestabes Surabaya, tertanggal Rabu (29/5/2024) siang setelah beberapa korban ibu ibu melaporkan.
Beberapa laporan para ibu-ibu antara lain ibu Ita, ibu Pipit, Ibu Dian dan ibu Sulastri mewakili 11 korban lain, yang disampaikan ke Polrestabes Surabaya akhirnya ditangapi dan terbit nomor LP/B/525/V/2024/SPKT/Polrestabes Surabaya. Laporan Polisi itu menentukan Pasal 29 dan Pasal 35 UU RI 44 Tahun 2008 tentang Pornografi.
Saat berada di unit PPA Polrestabes Surabaya suasana tangisan ibu-ibu tidak terbendung setelah melihat beberapa video yang berhasil direkam oleh pelaku.
Rekaman video yang berada di handphone sempat dihapus oleh pelaku, namun pihak Kepolisian berhasil memulihkan kembali video video yang berisi pelecehan dengan tampilan celana dalam ibu ibu Rusun Sumur Welut.
“Jadi awalnya pelaku sudah menghapus rekaman video celana dalam ibu ibu yang direkamnya, namun saat handphone pelaku diperiksa polisi berhasil ditemukan 11 rekaman celana dalam ibu ibu, yang cara pengambilan videnya dari sisi bawah atau dari kaki pelaku. Nah disitulah ibu ibu malu dan takut hingga menangis,” ujar Yudi suami Sulastri, Kamis (30/5/2024).
Yudi juga menjelaskan ibu ibu ini malu dan takut bila video yang direkam oleh pelaku Choirul Anwar kwatir telah disebar luaskan. Pasalnya pelaku kecanduan untuk memvideo celana dalam wanita telah terjadi sejak tahun 2022.
“Jadi terbongkarnya itu pada Senin kemarin, kala itu istri saya sedang beli beras di tokonya ibu pipit. Kebetulan ibu pipit curiga dan memfoto kaki pelaku yang berada tepat dibawah rok istri saya. Dan benar ternyata kaki pelaku terdapat handphone yang dibungkus oleh kaos kaki,” tambahnya.
Motif pelaku sehingga melakukan aksi pelecehan dan pornografi kepeda ibu-ibu rusun Sumur Welut masih menjadi pertanyaan. Namun dari keterangan ibu Sudarwati selaku Isti pelaku Choirul Anwar, dirinya pernah curhat ke ibu ibu korban sebelum penangkapan terjadi.
Sudarwati merupakan Kader PKK Kesehatan Surabaya Hebat Kelurahan Waru Gunung, dirinya selalu berkomunikasi dengan para ibu ibu warga setempat atau blok-C Rusun Sumur Welut.
“Jadi istri pelaku kerap berkeluh kesah bahwa suaminya mempunyai kerja tak tentu setelah menjadi takmir Masjid 4 bulan yang lalu. Sehingga sang suami (pelaku) kerap ditegur oleh Sudarwati (istri). Kemungkinan pelaku mencari pelampiasan dengan seperti itu, hanya dugaan warga loh mas….’” tutup Yudi.
Pemangilan warga blok-C terhadap pelaku dilakukan pada Selasa (28/5/2025) malam agar berkumpul di aula Rusun Sumur Welut. Namun pelaku tidak hadir dan hanya dihadiri oleh Sudarwati.
Sudarwati memberikan keterangan bahwa sang suaminya bersembunyi karena takut di amuk warga.
Dari pertemuan itulah Sudarwati menceritakan apa yang kerap ditonton oleh suaminya melalui handphone miliknya.
“Jadi begini pada hari Selasa malam kemarin ibu Sudarwati memberikan keterangan bahwa suaminya belum pulang, dirinya juga telah mengutarakan permintaan maaf kepada ibu ibu, bila suaminya telah melakukan perekaman celana dalam. Nah disela sela itu Sudarwati mengakui mengetahui bahwa kerap melihat suaminya memutar rekaman hal itu dan menyuruhnya untuk menghapus,” ujar Khairil, Kamis (30/5/2024).
Berlanjut masih keterangan Khairil untuk motif pelaku melakukan hal nyeleneh itu di duga untuk meningkatkan hasrat biologis pelaku saat akan hubungan suami istri dengan ibu Sudarwati. Hal itu juga diutarakan oleh Khairil, dari pengakuan Sudarwati bahwa suaminya menonton video hasil rekaman celana dalam, saat ada disamping sang istri (Sudarwati).
“Logikanya kalau dia pelaku hanya mengkoleksi video pornografi itu harusnya kan jangan sampai diketahui istri, nah kalau ini beda malah ditunjukan istri, jadi dugaan kita bahwa pelaku mempunyai berhasrat kepada istrinya bila sedang melihat video celana dalam ibu ibu rusun. Saya juga tidak terima istri saya menjadi korban dan bila video itu tersebar kemana mana akan saya tuntut pelaku hukuman seberatnya,” tutup Khairil.
Saat dipertanyakan oleh Harian Bangsa hasil perkembangan pemeriksaan kepeda pelaku Choirul Anwar, AKP Rina Shanti Nainggolan Kanit PPA Polrestabeas Surabaya tidak berani memberikan keterangan resmi. “Untuk kasus itu silahkan komunikasi dengan pimpinan saya Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya saja,” ujarnya.