SURABAYA– Anak Kandung yang diduga dianiaya ibu kandung di Surabaya ternyata pelakunya dibantu pasangan lesbi, di Jalan Bulak Banteng Kidul Gang. VIII No. 38 Surabaya.
Gerak cepat Reskrim Polres Tanjung Perak langsung mengamankan kedua pelakunya. Keduanya pelakunya berinisial U (32) dan LB, (18) warga Surabaya.
AKP Arief Rizky Wicaksana, Kasat Reskrim Polres Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya mengatakan, kedua tersangka kita amankan setelah ada laporan yang masuk ke Polisi.
“Keduanya menganiaya korban dengan menggunakan sapu yang mengenai kepada korban dan punggung sampai luka lebam. Badan korban dianiaya oleh kedua tersangka dengan menggunakan gitar kentrung,” kata Rizky, Kamis (24/11/2022).
Lanjut Kasat Reskrim, berdasarkan hasil pemeriksaan dan keterangan sejumlah saksi, korban dianiaya ibu kandungnya berinisial RS dengan pasangan lesbi berinisial LB, pada Minggu (20/11/2022).
Ibu kandung korban itu dengan pasangan lesbi pengakuannya hanya dipukul dengan sapu dan gitar karena korban disuruh mengambil panci dengan menangis.
Selain mengamankan kedua tersangka, polisi juga menyita barang bukti berupa, dua sapu warna hijau dan kuning dengan ujungnya patah, satu pasang sandal warna hitam, satu gitar kentrung, satu baju gambar doraemon, dan satu kolor warna abu-abu.
Dikabarkan sebelumnya, seorang bocah yang masih berusia 6 tahun di Surabaya diduga dianiaya oleh ibu kandungnya hingga meninggal dunia.
Kejadian itu diketahui pada Senin (21/11/2022) lalu. Setelah ada laporan dan didalami, rupanya aksi penganiayaan itu dilakukan sejak lama.
Kepada media ini, Kasatreskrim Polres Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, AKP Arief Riski Wicaksana mengatakan, korban yang masih berusia 6 tahun itu meninggal bukan pembunuhan, namun diguga dianiaya.
“Pelaku berinisial U (32) dan L (19). Sedangkan buah hatinya adalah AP (6).Korban bukan dibunuh, tapi penganiayaan,” sebut Kasat Arief, Selasa (23/11/2022).
Kasusnya diketahui pada, Senin (21/11/2022) dari laporan dari salah satu dokter di RS Soewandhie, ada anak kecil dibawa orangtuanya meninggal dunia.(*)